Dalam tawa seonggok jasad
Aku rahwana
Hancur dalam leburnya kecongkakan
Terbakar jadi abu
Apa yang tertinggal selain kepedihan
Ku pandang dengan bola mata yang menggantung keluar
Api yang menyala telah membakar istana
Dengan raga yang gagahnya terkikis habis oleh bara
Ku topang nyawa
Tak ada yang ingat padaku
Kuping yang telah pecah gendangnya
Tak lagi mendengar suara memuja
Tak lagi menangkap sorak setia
Tak lagi menerima pujian
Nyawa tersekat tak ingin keluar
Terdiam di tenggorokan memaksaku terus merasa kepedihan
Hingga nafas terakhir berhembus terbang menertawakan
Aku rahwana
Tak mati karena si cantik sinta
Tak mati karena si kera rupa hanoman
Aku rahwana