Sempat sesaat aku


“Sempat sesaat aku”



Mesra angin mengelus tengkukku
Rebah raga melepas ragu
Memandang langit berwana biru
Sedikit terhias awan kelabu
 Kupandang terus hingga singgah lamunku
Pasir dan debu kubiarkan menempel di kulitku
Berharap sedikit menutup pancaran dosaku
Peluh sedikit menetes dari dagu dan keningku
Kubiarkan agar terkucur membuang setitik nafsuku
Lirih hentakan kakiku
Ku coba untuk menggugurkan secuil kebodohanku
Berdiri tegak penuh sukur seingatku

Tubuh ini atas sempat merenung sebelum menjadi abu



Bagikan artikel

Artikel terkait

Previous
Next Post »