Bahaya Penyakit Modern (piye enak jamanku to?)

            Berawal dari nimbrung bareng teman di sebuah warung pinggir sawah yang berdekatan dengan kampus, saya menemukan fenomena potret kehidupan modern  yang sekarang akan saya tuangkan kedalam tulisan singkat ini.
Sebelum saya berfikiran menulis topik ini, saya sempat menawarkan pada teman untuk menuliskanya,dia sempat menerima tawaran itu tapi setelah saya fikir lagi kenapa tidak saya saja yang menulis,toh ide dan yang mengetahuinya kan saya,dan alhasil saya tarik lagi tawaran tadi sehingga menjadi tulisan yang anda baca ini.

Tentu tidak asing lagi di telinga kita ketika mendengar istilah wi-fi.hampir diseluruh warung sekarang terdapat fasilitas free wi-fi. Bagaimana tidak? Bahkan fasilitas wifi sekarang berperan penting dalam khasanah perwarungan bagaikan baren untuk orang yang sedang memancing ikan,karena tanpa adanya fasilitas ini kemungkinan besar warung tak akan diminati/sepi oleh kaula muda sekarang.

Dalam tulisan ini saya tidak ingin membahas tentang substansi dari wi-fi tersebut,namun saya lebih condong mengulas mengenai penggunaan wi-fi atau dampak yang dihasilkan dari adanya wifi ini.terlebih dengan judul yang saya buat diatas setelah saya melihat berbagai manfaat dari adanya wifi di jaman sekarang,disisi lain saya juga memandang ada beberapa dampak atau penyakit modern yang nyata sedang menyerang pengguna wifi tersebut khususnya pada anak kecil.

ary tamvan
Aseeek
Foto yang saya tampilkan adalah fakta yang sempat saya abadikan melalui fasilitas kamera dari ponsel teman yang pada saat itu sedang ngopi bareng saya(handphone pinjem bro :v), dimana bocah-bocah yang saya kira masih kelas empat SD sedang asik dengan gadgetnya,dan setelah saya amati harga gadget itu rata-rata tidak kurang dari Rp.700.000. Merupakan angka yang fantastis bukan?,saya rasa uang senilai itu cukup untuk membayar separuh dari UKT kami.sebelumnya saya pribadi mohon maaf kepada adek-adek yang telah saya foto, tulisan ini akan saya fokuskan terhadap kalian karena foto kalianlah yang saya jadikan wakil dari potret jaman edan ini.

Kita tahu pertumbuhan tegnologi sekarang ini sangatlah pesat, tak heran jika banyak prosdusen gadget di penjuru dunia bersaing untuk menciptakan gedget yang komplit dengan berbagai fitur tambahan didalamnya dan disuguhkan dengan harga yang terjangkau,guna menarik penikmat gadget supaya memilikinya,namun dengan fitur lengkap yang disajikan oleh gadget tersebut tentu seharusnya memiliki batas minimal usia bagi para penggunaan gedget ini,namun setelah melihat kenyataanya hal tersebut tidaklah berlaku di era modern sekarang ini.

Survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Iinternet Indonesia(APJII) tahun 2016 adalah bukti bahwa penggunaan gadget pada anak dibawah umur cukup tinggi, pasalnya dari survei tersebut ada sekitar 768.000 anak dibawah umur yang mengakses internet ,logikanya ada lebih dari angka 768ribu anak dibawah umur yang menggunakan gadget mungkin ada yang tidak mengakses internet.
ary tamvan

Dari survei tersebut kita bisa membedakan dengan masa kecil kita (kelahiran 90an) dimana pada usia anak-anak tak ada benda aneh(gadget) yang membuat kecanduan seperti ini. Benar sih jika ada banyak sisi baiknya,namun saya tidak ingin mengulas tentang itu karena sudah banyak bahkan saya sendiri merasakan positifnya gadget ini.

Ketika saya melihat dari sekian banyaknya penggunaan gadget pada anak kecil ini,saya berfiki dan membandingkan dengan permainan masa kecil saya,dimana pada saat umur sebaya dengan anak-anak itu saya bersama dengan teman-teman asyik dengan permainan lama kami seperti (bahasa jawa)jumpritan,togog,bungkus rokok,beteng dan masih banyak lagi dan saya kira pembaca juga mengalaminya dan sampai lupa dengan waktu. Namun kita tahu sekarang bahwa jarang sekali ditemukan sekumpulan anak kecil bermain seperti permainan kita dahulu,namun jika kita pergi ke kafe yang bertuliskan free wifi,kemungkinan besar kita menemui anak kecil yang sedang asyik dengan gadget mereka seperti foto yang saya tampilkan diatas.

Bahkan sudah menjadi rutinitas setiap pulang sekolah, dengan hanya bermodalkan uang seribu sampai dua ribu rupiah untuk membeli secangkir es kemudian duduk menikmati permainannya sampai sore hari.lebih miris lagi ketika tidak hanya permainan yang di akses,namun ada juga sebagian anak kecil yang mengakses mesin telusur dengan berbagai konten seperti konten dewasa,kekerasan, yang saya rasa tidak layak untuk dilihat oleh anak seusia mereka.seharusnya mereka dapat menikmati masa kecil mereka dengan permainan yang sewajarnya mereka mainkan(maaf jika penulis subjektif) karena  menurut saya pribadi belum pantas bagi mereka untuk hal tersebut, toh ketika dewasa juga pasti mereka pasti berdampingan dengan gadget dalam keseharianya.

Inilah yang menjadi momok bagi saya pribadi,dimana saya sangat kasihan dengan adek-adek yang seharusnya menikmati masa kecilnya dengan permainanya tapi karena serangan dari penyakit modern ini mereka tidak lagi mengenal permainan klasik.Disinilah peran orang tua sangat penting,dengan membatasi anaknya dalam hal tegnologi,meungkinkan dapat meminimalisir terkena penyakit modern ini.




Bagikan artikel

Artikel terkait

Previous
Next Post »